Kursor

Valentine's Day Pumping Heart

Monday, January 13, 2014

Hadist Pentingnya Penulisan Ilmu

Pentingnya Penulisan Ilmu

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Hadits
1.    Hadits
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ الْخَلِيلِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَجْلِسُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَسْمَعُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَدِيثَ فَيُعْجِبُهُ وَلَا يَحْفَظُهُ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَسْمَعُ مِنْكَ الْحَدِيثَ فَيُعْجِبُنِي وَلَا أَحْفَظُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعِنْ بِيَمِينِكَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ لِلْخَطِّ.[1]
Pohon Sanad
Nabi Muhammad
 


Abu Hurairah
 


Yahya Bin Abi Shalih

Al-Khallil Bin Murrah
 


Al-Laits
 


Qutaibah

Imam At-Tirmidzi



Terjemah
Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits memberitahukan kepada kami, dari Al-Khallil bin Murrah, dari Yahya bin Abi Shalih, dari Abu Hurairah berkata: “seseorang dari golongan Anshar duduk disamping Rasulullah SAW, lalu ia mendengar hadist dari Nabi SAW, kemudian ia tertarik kepadanya tapi tidak bisa menghafalnya, lalu ia mengadukan hal itu kepada Rasulullah SAW, sambil berkata: ‘Wahai Rasulullah sungguh aku mendengar hadist dari engkau lalu aku tertarik kepadanya tapi aku tidak bisa menghafalkannya.’ Rasulullah SAW bersabda: ‘minta tolonglah kepada tangan kananmu’, dan beliau memberi isyarat dengan tangan beliau kepada tulisan.”

2.    Hadits
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ: هَلْ عِنْدَكُمْ كِتَابٌ قَالَ لَا إِلَّا كِتَابُ اللَّهِ أَوْ فَهْمٌ أُعْطِيَهُ رَجُلٌ مُسْلِمٌ أَوْ مَا فِي هَذِهِ الصَّحِيفَةِ قَالَ قُلْتُ فَمَا فِي هَذِهِ الصَّحِيفَةِ قَالَ الْعَقْلُ وَفَكَاكُ الْأَسِيرِ وَلَا يُقْتَلُ مُسْلِمٌ بِكَافِرٍ.[2]
Pohon Sanad
Nabi Muhammad

Ali

Abu Juhaifah
 


Syab’i

Muthorrifin

Sufyaan
 


Waqi’
 


Ibnu Salam

Imam Bukhori
Terjemah
Dari Abu Juhaifah, ia berkata: saya berkata kepada Ali: “Apakah kamu mempunyai Kitab?” ia menjawab: “tidak, melainkan kitab Allah, atau kekuatan memahami yang dianugerahkan (oleh Allah) kepada seorang Muslim atau apa-apa (yang ditulis) di dalam shahifah ini”. Abu Juhaifah berkata lagi: “saya lalu bertanya: Apakah yang tercantum dalam lembaran ini?” Ali menjawab: “yaitu mengenai hal diikat dan dilepaskannya seorang tawanan dan lagi seorang muslim itu tidak boleh dibunuh dengan sebab membunuh orang kafir.”

3.    Hadits
حَدَّ ثَنَا مُؤَمَّلٌ قَالَ: اَخْبَرْنَا الوَلِيْدُ ح. وَحَدَّ ثَنَا العَبَّاسُ بْنُ الوَلِيْدِ بْنِ مَزِيْدٍ قَالَ: اَخْبَرَنِيى اَبِي، عَنْ الأَوْزَاعِّي، عَنْ يَحْيَ بْنِ اَبِي كَثِيْرٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا اَبُوْ سَلَمَةَ. يَعْنِي ابْنُ عَبْدُالرَّحْمَنِ- قَالَ حَدَّثَنِي اَبُوْ هُرَيْرَةَ قَالَ: "لَمَّا فُتِعَتْ مَكَّةُ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الخُطْبَةَ، خُطْبَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ اَهْلِ اليَمَنِ يُقَالُ لَهُ اَبُوْ شَاهٍ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ لله اُكْتُبُوا لِي، فَقَالَ: اُكْتُبُوْا لِاَبِي شَاهٍ" (رواه ابو داود)[3]



Pohon Sanad
Nabi Muhammad
 


Abu Hurairah
 


Ya’ni bin Abdurrahman
 


Abu Salamah
 


Yahya bin Abi Katsir
 


Auza’an
 


Abbas bin Walid bin Wazid

Walid

Mu’ammal

Abu Daud
Terjemah
Mu’ammal menceritakan kepada kami dari Walid dan Abbas bin Walid bin Yazid: telah diceritakan kepadaku tentang Auza’y, dari Yahya bin Abi Katsir berkata: Abu Salamah menceritakan kepada kami tentang Abdurrahman - Dari Abi Hurairah r.a berkata: “Sewaktu Fathul Makkah Nabi SAW berdiri, selanjutnya beliau menyebutkan khutbah Nabi SAW, lalu katanya: maka berdirilah seorang laki-laki penduduk Yaman bernama Abu Syah. Kata orang-orang itu: “Wahai Rasulullah, tuliskan untuk saya, maka beliau bersabda: tuliskan untuk Abi Syah.”(H.R. Abu Daud)


B.  Ayat Pendukung
úc 4 ÉOn=s)ø9$#ur $tBur tbrãäÜó¡o ÇÊÈ 
Artinya : “Nun. Demi pena dan apa yang mereka ketahui”.
Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ  
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam”.
C.  Penjelasan
Hadits di atas berbicara tentang pentingnya penulisan sebuah hadits (ilmu), diceritakan bahwa seorang penduduk Yaman, Abu Syah, meminta kepada Rasulullah untuk menuliskan khutbah beliau yang begitu panjang menurutnya sehingga dia tidak bisa menghafalnya. Kemudian Rasulullah memerintahkan sebagian sahabatnya (sekretarisnya) untuk menuliskan khutbah beliau tersebut, lalu diberikan kepada Abu Syah.
Peristiwa tersebut sekilas bertentangan dengan riwayat Abu Sa’id al-Khudhri, yang mengatakan bahwa Nabi tidak mengijinkan penulisan hadits, karena takut akan bercampur dengan Al-Qur’an. Namun kedua riwayat tersebut bisa dikompromikan yaitu larangan penulisan hadits tersebut dikeluarkan pada saat para sahabat belum bisa membedakan antara redaksi Al-Qur’an dengan Hadits, namun ketika mereka sudah bisa membedakan antara keduanya, Rasulullah SAW. memperbolehkan sahabatnya untuk menulis sabda-sabda beliau sebagaimana hadits Abu Syah di atas.[4]
Sahabat tersebut menginginkan untuk dituliskan apa yang telah dikatakan Nabi karena sahabat tersebut ingin menyampaikan perkataan Nabi kepada para penduduk Yaman. Oleh karena itu sahabat meminta dituliskan karena takut lupa. Jadi, ketika seorang muslim telah mendapat ilmu seharusnya ia menulisnya agar ketika ia lupa ia dapat membukanya lagi.
Melihat hadits di atas dapat diambil pelajaran bahwa orang sekelas Ali pun juga menulis apa yang pernah Nabi sampaikan. Ali merasa dirinya perlu untuk menulis apa yang telah keluar dari perkataan Nabi. Ali juga pernah mengatakan  “Ilmu itu seperti hewan buruan, maka ikatlah ia (dengan menuliskannya)”. Ini mengisyaratkan betapa pentingnya menulis dalam hal kita mencari ilmu.
Bukan hanya Imam Ali yang mempunyai catatan tentang hadits-hadits Rasulullah, sahabat lain yang bernama Abdullah bin Amru juga gemar menulis sabda-sabda Rasulullah Saw. sebagaimana yang dilaporkan Abu Hurairah:
قَالَ سَمِعْتُ اَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ: لَيْسَ اَحَدٌ مِنْ اَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَكْثَرَ حَدِيْثًا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنِّى اِلاَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍ فَاِنَّهُ كَانَ يَكْتُبُ وَ كُنْتُ لاَ اَكْتُبُ (رواه الترمذي)[5]
Artinya: Aku mendengar Abu Hurairah berkata : “Tidak ada seseorang dari para sahabat Rasulullah yang lebih banyak haditsnya dari Rasulullah SAW daripada aku kecuali Abdullah bin Amr, karena sesungguhnya dia menulis, sedangkan aku tidak menulis.”(H.R. Tirmidziy)
Pernyataan Abu Hurairah : “Dia (Abdullah bin Amr) menulis hadits yang tidak aku tulis” menunjukkan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash lebih banyak memiliki hadits ketimbang dirinya.
Selain dari hadits, dalam Al-Qur’an juga diterangkan tentang pentingnya penulisan ilmu
úc 4 ÉOn=s)ø9$#ur $tBur tbrãäÜó¡o ÇÊÈ 
Artinya : “Nun. Demi pena dan apa yang mereka ketahui”.
 Dalam kitab tafsir klasik banyaklah kita dapati penafsiran tentang ayat 1 ini, yatu: “Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis.” (ayat 1). Riwayat dari Ibnu Abbas  juga, diikuti penafsiran oleh ad-Dhahak al-Hasan dan Qatadah: “Arti Nun ialah dakwat atau tinta.” Tentang Qalam, atau disebut juga pena, yang diambil menjadi sumpah utama oleh Tuhan di permulaan ayat 1. Ada pula terdapat berbagai ragam tafsir. Ada yang mengatakan bahwa yang mula-mula sekali diciptakan oleh Tuhan dari makhlukNya ini tidak lain adalah qalam atau pena. Disebutkan pula bahwa panjang qalam itu ialah sepanjang di antara langit dan bumi dan dia tercipta dari nur, artinya cahaya. Dalam tafsiran itu dikatakan bahwa Allah memerintahkan kepada qalam daripada nur itu agar dia terus menerus menulis. Lalu dituliskannyalah apa yang menjadi dan apa yang ada ini baik ajal atau amal perbuatan.[6]
Cobalah pertalikan ayat ini dengan ayat yang mula-mula turun kepada Rasulullah SAW di dalam Gua Hira’ di atas bukit nur. Ayat ke 4 dari surat al-‘Alaq:
Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ  
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam”.
Di antara  Qalam dalam Surat al-‘Alaq sebagai ayat yang mula-mula turun dan “Qalam” di Surat ini, dan kedua-duanya sama turun di Makkah, memang ada pertalian yang patut menjadi perhatian kita. Keduanya menarik perhatian manusia tentang pentingnya qalam atau pena dalam hidup manusia di atas permukaan bumi ini. dengan qalamlah ilmu pengetahuan dicatat. Bahkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Nabi-nabiNya; Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an dan berpuluh zabur- zabur  yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebagai tercatat didalam perkumpulan “Perjanjian Lama”, barulah menjadi dokumentasi agama setelah semuanya itu dicatat. Kitab suci al-Qur’an sendiri yang mulanya hanya sebagai hafalan dan tercatat terserak-serak dalam berbagai catatan barulah berarti untuk menjadi pegangan kaum Muslimin di permukaan bumi ini sudah 14 abad sampai sekarang setelah dia dijadikan satu mushaf; mulanya atas prakarsa dari khalifah Nabi yang pertama, Sayyidina Abu Bakar Shiddiq, setelah itu disalin kedalam beberapa naskah atas perintah khalifah ketiga, Amirul Mu’minin Sayyidina Usman Bin Affan.
Semuanya itu dikembangkan dengan Nun, Wal Qalami Wa Ma Yasturun. Dengan tinta pena dan apa yang mereka tuliskan di atas kertas berbagai ragam. Sejak 14 abad, Sehingga bekas-bekas itu pun telah mempertemukan kita yang datang di belakang ini dengan nenek-moyang manusia yang hidup ribuan tahun masa lampau. Semuanya ini memberi kesan kapada kita bagaimana kebesaran dan mu’jizat yang diberikan Allah kepada Nabi kita Muhammad SAW.




BAB III
PENUTUP / KESIMPULAN
Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penulisan sebuah hadits atau ilmu itu sangat penting. Karena berdasarkan riwayat, Rasulullah SAW meminta kepada sekretarisnya untuk menuliskan sebuah khutbah beliau untuk diberikan kepada Abu Syah yang meminta untuk dituliskan karena takut lupa. Sehingga apabila seorang muslim telah mendapatkan ilmu seharusnya ia menulisnya agar ketika ia lupa dapat membukanya lagi.
Pernyataan dari Abu Hurairah menunjukkan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash lebih banyak memiliki hadits ketimbang dirinya. Namun dalam kenyataannya, banyak riwayat Abu Hurairah yang tersebar daripada riwayat Abdullah bin Amr, di mana seolah-olah riwayat Abu Hurairah lebih banyak.
Selain itu dalam surat al-Qalam ayat 1 dan al-Alaq ayat 4, Allah SWT juga memberikan isyarat kepada kaum muslimin bahwa ilmu-Nya sangat luas, tiada batas dan tiada terhingga. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan untuk menuntut ilmu agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan duniawi dan untuk mencatat dan menyampaikannya kepada orang lain agar tidak hilang karena lupa atau orang yang memilikinya meninggal dunia.



[1] Hadits Riwayat Tirmidziy dalam Sunannya, Kitab al-Ilmi, Bab Kitaabatu al-Ilmi (Beirut: Dar al-Fikri, 1994 M/ 1414 H), jld. 3, hal. 303-304.
[2] Hadits Riwayat Bukhari dalam Shahihnya, Kitab al-Ilmi, Bab Kitaabatu al-Ilmi (Beirut: Dar al-Fikr, 1994 M/1414 H), jld. 1, hal. 36.
[3] Hadits Riwayat Abu Daud dalam Sunannya, Kitab al-Ilmi, Bab Kitaabatu al-Ilmi (Beirut: Dar al-Fikri, 1994 M/ 1414 H), jld. 3, hal. 315.
[4] Abdurrahman Muhammad Utsman, ‘Aunul Ma’bud fi Syarhi Sunan Abu Daud (Beirut: Dar al-Fikri, 1994), jld. 10, hal. 79.
[5]Op.cit. Hadits Riwayat Tirmidziy, hal. 304.
[6] Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), jld. 21, hal. 37.

1 comment:

  1. Casino Review 2021 - Best casino bonuses in US with no deposit
    Top Casino Bonus Codes: Golden Nugget, Borgata, 서산 출장샵 and SlotsMillion 전주 출장마사지 A no 고양 출장샵 deposit bonus 라이브스코어 gives you free 용인 출장마사지 spins as a no deposit bonus.

    ReplyDelete